visit us: www.m.bagimunegeri.com
oleh Noel Alexander
Seluruh kekayaan Allah yang dilaksanakan dan diberikan bagi kita dalam tindakan anugerah-Nya ini disebut "Kuasa Salib". Kuasa yang terus berlanjut ini adalah kuasa yang hidup dan mengubahkan. Kuasa yang bekerja setiap hari tanpa berhenti sedetikpun.
Sayangnya, banyak orang Kristen hidup dalam frustrasi dan bahkan kalah. Bagi mereka salib bermakna dosa-dosa mereka sudah diampuni dan cuma itu. Namun terlalu sedikit orang yang menyadari bahwa bersama dengan membuat jalan menuju pengampunan dosa kita, Yesus juga berkarya dalam mengalahkan kebinasaan yang ikut bersama sifat-sifat alami kita yang berdosa ini dengan cara memberikan kepada kita kuasa untuk menjalani kehidupan yang menang setiap hari oleh Roh-Nya.
Yang menyedihkan, banyak orang Kristen tidak pernah menerapkan karya tuntas salib dalam kehidupan mereka. "Dan Kristus telah mati untuk semua orang... Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang" (2 Korintus 5:15-17). Apa yang dapat kita lakukan agar sehari-hari kita hidup dalam berkat dan kuasa yang telah dimenangkan oleh Yesus bagi kita? Bagaimana seharusnya kita hidup agar meraih sukacita, kegembiraan dan damai-sejahtera, baik sekarang maupun kelak dalam kekekalan?
Jawabannya bukan masih rahasia dan perlu menunggu disingkapkan. Jawaban ini ditemukan dalam Galatia 6:14. ketika Paulus berkata, "Tetapi aku sekali-kali tidak mau bermegah, selain dalam salib Tuhan kita Yesus Kristus, sebab olehnya dunia telah disalibkan bagiku dan aku bagi dunia."
Tidak pernah Gereja memerlukan berita salib lebih daripada masa ini. Tepat di tengah zaman teknologi canggih, dengan terobosan-terobosan baru di bidang ilmu pengetahuan dan komunikasi yang luar biasa, aku percaya bahwa mereka yang memiliki hikmat yang benar adalah orang-orang Kristen yang, secara sederhana, menabur dalam Roh dengan bermegah dalam salib Tuhan Yesus Kristus.
Ada ayat luar biasa dalam kitab Korintus pertama: "Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan pemberitaan itu adalah kekuatan Allah"(1 Korintus 1:18).
Bila anda ingin melihat Allah dalam segala kuasa-Nya, pandanglah Yesus Kristus yang mati di salib itu. Di atas salib itulah Allah dalam Kristus menang atas maut, neraka dan dosa. Disitulah ia membeli bagi kita segala kemuliaan, kehidupan dan kemerdekaan yang bisa kita dapatkan, bahkan lebih! Semuanya sudah dilakukan dengan sempurna.
Yesus Kristus membayar harga penebusan karena dosa-dosa kita sehingga kita tidak usah lagi membayarnya. Ia mati di kayu salib dan bangkit kembali untuk mengalahkan kuasa dosa dan maut dalam kehidupan setiap orang percaya. Allah serius dengan salib. Kita juga perlu serius.
Paulus berkata, "Sebab yang sangat penting (paling penting) telah kusampaikan kepadamu, yaitu apa yang telah kuterima sendiri, ialah bahwa Kristus telah mati karena dosa-dosa kita sesuai dengan Kitab Suci"(1 Korintus 15:3).
Dalam ayat ini Paulus mengangkat kematian Yesus di kayu salib ke tempat paling tinggi. Inilah kejadian paling penting sepanjang waktu dan kekekalan. Mati di kayu salib benar-benar merupakan tujuan utama Yesus, karena Ia berkata, "Karena Anak Manusia juga datang bukan untuk dilayani, melainkan untuk melayani dan untuk memberikan nyawa-Nya menjadi tebusan bagi banyak orang"(Markus 10:45).
Bahkan Yohanes Pembaptis, yang diutus untuk bersaksi tentang Yesus, memproklamasikan kepada murid-muridnya ketika ia melihat Yesus, "Lihatlah Anak domba Allah, yang menghapus dosa dunia"(Yohanes 1:29).
Yohanes tahu bahwa Yesus adalah Firman yang menjelma sebagai manusia, Pencipta kehidupan dan Pembuat mujizat teragung sepanjang masa. Ia dapat berkomentar atas pokok-pokok ini. Namun hal paling penting yang Yohanes ingin murid-muridnya ketahui adalah bahwa Yesus membayar harga yang diperlukan untuk membuka jalan kepada Allah -- melalui salib itu.
Pada masa menjelang akhir pelayanan-Nya, Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya sendiri, "Kata orang, siapakah Anak Manusia itu? Petrus menjawab, "Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup"(Matius 16:15-16).
Petrus bukan hanya tahu bahwa Yesus adalah Anak Allah, tetapi ia juga tahu peran Yesus sebagai Kristus, atau Sang Penebus. Petrus tidak menyadari bagaimana penebusan akan terjadi, namun Yesus tidak mau membuang waktu dan segera Ia merinci penjelasan-Nya, "Sejak waktu itu Yesus mulai menyatakan kepada murid-murid-Nya bahwa Ia harus pergi ke Yerusalem dan menanggung banyak penderitaan dari pihak tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan dibangkitkan pada hari ketiga"(Matius 16:21).
Dengan sederhana Yesus sebenarnya berkata, "Melalui saliblah pekerjaan penebusan akan dilaksanakan". Petrus tercengang dan ia mulai menegur Yesus, "Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu! Hal itu sekali-sekali takkan menimpa Engkau." Maka Yesus berpaling dan berkata kepada Petrus, "Enyahlah Iblis, Engkau suatu batu sandungan bagi-Ku, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia"(Matius16:22-23).
Kekasaran teguran Yesus terhadap Petrus berasal dari kenyataan tujuannya datang ke bumi, yakni untuk mati. Petrus tidak menyadari inti dari karya apa yang dilaksanakan melalui salib itu, yang benar-benar merupakan kepentingan / tujuan utama Ia datang ke bumi.
Dalam lingkup yang besar, begitulah keadaan Gereja masa kini. Kita tidak sepenuhnya mengerti misi Yesus mati di salib itu atau bagaimana bermegah di dalamnya. Dengan demikian, kita tidak dapat sepenuhnya masuk ke dalam kemenangan yang merupakan kesempurnaan dari misi yang sudah dimenangkan oleh Yesus bagi kita.
Banyak orang, bahkan orang Kristen, merasa malu menerima kesederhanaan salib sebagai pintu masuk ke kehidupan bersama dengan Allah. Paulus berkata, "Tetapi kami memberitakan Kristus yang disalibkan: untuk orang-orang Yahudi sesuatu batu sandungan dan untuk orang-orang bukan Yahudi suatu kebodohan (1 Korintus 1:23).
Di zaman inipun dunia masih menyebut tema sentral kekristenan ini sebagai suatu kebodohan. Meskipun demikian, ketidakmampuan manusia meraih kebesaran kebenaran Allah tidak membuat daya gunanya berkurang.
Paulus memastikan untuk tidak membiarkan salib itu dikaburkan oleh tema lain. "Sebab Kristus mengutus aku bukan untuk membaptis, tetapi untuk memberitakan Injil; dan itupun bukan dengan hikmat perkataan, supaya salib Kristus jangan menjadi sia-sia"(1 Korintus 1:17).
Biarlah kita menentang segala hal yang merendahkan arti kuasa salib itu dalam kehidupan kita!
Kuasa dan keteguhan rohani bersumber atas pengetahuan yang pasti akan apa yang Kristus kerjakan bagi kita di salib itu. Dengan demikian terusirlah keterombang-ambingan oleh berbagai angin pengajaran. Salib membungkam semua hal yang kepentingannya lebih kecil.
Aku telah menjadi pengkhotbah selama sepuluh tahun dan mengenal jenis-jenis khotbah apa yang mendapat tanggapan positif. Aku juga tahu bahwa pengajaran tentang salib tidaklah populer, bahkan bagi orang-orang Kristen, karena amat banyak berjejal tema dan penekanan pengajaran yang disuntikkan ke dalam Tubuh Kristus.
Amat banyak khotbah dan program lain yang menyita perhatian kita. Hal yang baru akan muncul dan menarik banyak penggemar, namun kemudian sirna. Juga penekanan atas doktrin ini dan doktrin itu. Pemimpin-pemimpin Kristen dengan visi yang besar akan timbul... kemudian tenggelam. Ya, gerakan-gerakan dan manusia-manusianya akan bangkit kemudian jatuh, namun salib akan berdiri teguh selamanya.
Apakah anda sedang mencari hal terbaru? Akan kuceritakan hal apakah itu. Terjadinya 2000 tahun yang lalu. Yakni Yesus mati di kayu salib itu. Tindakan termulia Allah di muka bumi ini ketika Allah secara terbuka dan terang-terangan memperagakan Anak-Nya sebagai persembahan untuk menebus dosa dunia, sekaligus membuat jalan bagi kita untuk sampai pada kuasa kebangkitan-Nya.
Satu saja berita paling penting bagi anda hari ini, yakni kematian Tuhan Yesus Kristus di kayu salib. Segala hal lain akan pudar dalam cahaya wajah Dia yang tersalib.
Yang kita perlukan di zaman ini adalah perpisahan yang jelas dari dunia, yakni perpisahan dari segala yang menguras kehidupan kita. Satu-satunya hal yang dapat membuat ciptaan baru adalah kuasa salib itu.
Salib itu memutuskan tali inti atau tali pusat antara dunia dan aku dan antara aku dan dunia. Tali pusat itu (keterlekatan aku dan dunia dan apa yang dimiliki dunia dengan aku) diputuskan, digunting dan sirna pada salib itu.
Salib digunakan oleh orang Romawi sebagai alat pembinasa yang mengerikan sekaligus memalukan. Mati di salib merupakan lambang kehinaan. Salib biasanya hanya dipakai untuk menghukum mati budak-budak dan masyarakat kalangan rendah. Mungkin ada yang masih berpikir bahwa hanya Yesus dan dua orang penjahat di sisi-Nya yang pernah mati disalib. Sebenarnya, ada masa di mana orang Romawi menyalibkan orang-orang sepanjang dua sisi jalan dari kota ke kota berikutnya. Ribuan orang mati disalibkan demi nama Tuhan. Meskipun sehari-hari orang Romawi menyalibkan orang pada masa itu, namun mereka sendiri berkata, "Jangan sampai ada orang Romawi mati di kayu salib".
Kita perlu mengijinkan kuasa salib Kristus yang tidak terbatas oleh waktu itu mengerjakan kematian dalam diri kita sehingga kita boleh hidup bagi Allah. Kiranya hal ini menjadi benteng yang teguh yang memisahkan antara kita dan dunia.
Di zaman ini, aku percaya bahwa Gereja sedang dalam masalah serius. Gerakan-gerakan besar sedang dalam masalah. Orang-orang besar dalam Tubuh Kristus yang dipandang sebagai teladan selama bertahun-tahun juga dalam masalah, karena tiba-tiba saja bisa jatuh dalam dosa. Bagi banyak dari antara orang-orang ini, pada suatu saat dalam jalan hidup mereka, salib menjadi kabur. Kehidupan doa mereka mulai tersisih. Hal lain menjadi lebih penting dan menyita waktu mereka. Cahaya salib mulai memudar dan entah bagaimana tali pusat yang melekatkan dirinya dengan dunia mulai tersambung lagi. Dan akhirnya ketika mereka mulai menyadarinya, maka mereka berteriak, "Apa yang terjadi?"
Seperti seorang hamba Tuhan yang besar pernah berkata, "Amat mudah bekerja bagi Tuhan sampai letih dan melupakan Tuhan dari pekerjaan itu."
Sebagai orang yang bersemangat, sering aku mengejar masa depan. Di masa lalu aku sering rindu dan lapar akan hal-hal penting yang akan datang. Sekarang ini aku tahu lebih banyak. Aku menemukan bahwa semua itu terjadi pada 2000 tahun yang lalu.
Ayahku, seorang pengkhotbah berusia 97 tahun, mendorong perkembangan cintaku pada himne, dan salah satu favoritku adalah "When I Survey the Wondrous Cross" karangan Isaac Watts, yang saduran bebas syairnya sbb.
Ketika kupandang salib ajaib itu, di sana mati Putra Mulia
Yang paling berharga yang kudapatkan, tidaklah berarti
Dan leburlah kejijikan keangkuhanku
Jauhkan kesombongan dariku, ya Tuhan... Demi kematian Kristus, Allahku
Kita perlu memandang salib ajaib itu. Maksudku kita harus menyimaknya dan mengerti dengan jelas.
Aku percaya Tuhan ingin kita melihat salib dengan jelas oleh wahyu Roh Kudus. Segala yang kita perlukan ada di sana. Di situlah hikmat dan kemuliaan Allah ada. Allah ingin kita menyambut realita dari apa yang Ia menangkan bagi kita di kayu salib itu, sehingga kita dapat memasuki warisan mulia itu, bukan esok, namun hari ini juga.
Aku mendorong anda untuk menunggu, berlutut, dan memohon Roh hikmat dan wahyu kepada Allah. Mintalah agar anda mengerti lebih dalam makna Yesus Kristus mencurahkan darah-Nya dan mati di salib itu. Kita perlu melihat salib dengan terbuka jelas di depan kita dan merenungkannya, serta bermegah atas semua fakta ini.
Aku percaya bahwa salib Yesus Kristus telah menjadi sedemikian samar bagi Gereja masa kini. Kita perlu mengerti dan memahami kebenaran dari apa yang Yesus lakukan bagi kita di salib itu, dan menerima segala yang kita miliki melalui salib itu.
Sejenak bayangkanlah seorang dari keluarga anda memberi anda sepuluh milyar rupiah dan mengirimkan pemberitahuan bahwa semua itu ada di rekening bank anda. Yang perlu anda lakukan adalah menulis cek. Namun karena hal ini amatlah sulit dipercaya, maka anda tetap saja hidup dalam kekurangan dan tidak sanggup mencukupi keperluan anda dan keluarga anda, padahal anda seorang milyuner. Melalui salib Yesus, Allah menyediakan bagi kita warisan sbb.
Dan masih... masih banyak lagi!!
Secara pribadi, aku melewati reformasi sejati dari tahun ke tahun. Anda tahu apa yang terjadi? Tuhan mengijinkan aku mulai mempelajari dan memahami salib. Ketika aku menetapkan hatiku dan perhatianku maka kekuasaan, kemuliaan, kepuasan, perhentian, hikmat, pengertian, pemahaman, kemampuan dan keagungan anugerah tercurah dari salib itu ke dalam kehidupanku.
Dengan anugerah Allah, aku sedang berada dalam ledakan reformasi pemikiranku. Tiba-tiba saja Yesus Kristus dalam segala kemuliaan-Nya tergantung di salib itu menghias dalam alam pengertian dan pemahamanku. Hasilnya sungguh memerdekakan. Segala ikatanku terlepas! Dalam dimensi yang baru aku mengerti kebenaran salib dan apa maknanya bagiku. Anda berbicara tentang pohon kehidupan? Itulah salib. Segalanya berasal dari salib itu. Aku dimuliakan di dalamnya. Aku diambil dari "sumur artesis" yang disebut salib itu, dan anda juga bisa.
Yesus berkata, "Kamu akan mengerti kebenaran dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu". Kebenarannya adalah bahwa Kristus mati, dikuburkan, bangkit dan kini Ia hidup. Yang berlaku atas Yesus berlaku atasku juga. Aku mati bersama Dia, namun aku sepenuhnya hidup dengan-Nya.
Aku memasuki suatu tingkat yang baru dalam kehidupanku. Aku menikmati perjalanan hidupku. Aku menikmati keadilan. Aku menikmati damai-sejahtera. Aku menikmati sukacita Roh Kudus setiap hari. Aku tak usah menunggu lebih lama agar bisa memasuki kehidupan "kedewasaan" yang cukup.
Warisan yang mulia dan mengubahkan ini tersedia bagi orang Kristen yang paling baru sekalipun. Sederhana, percaya seperti anak kecil, kesadaran bahwa "penebusan sudah terjadi" adalah pintu memasuki segala yang kita miliki melalui salib itu.
Kata paling berdaya-guna dalam Alkitab adalah "percaya". Yohanes 20:31 berkata, "tetapi semua yang tercantum di sini telah dicatat, supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya".
Benar-benar hanya mereka yang mutlak menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya adalah mereka yang diselamatkan, yakni hanya mereka yang menghitung kematian Kristus sebagai kematian dirinya yang nyata akan mengalami kuasa salib atas kehidupan lama mereka.
"Sebab kematian-Nya adalah kematian terhadap dosa, satu kali dan untuk selamnya, dan kehidupan-Nya adalah kehidupan bagi Allah. Demikianlah hendaknya kamu memandangnya (memperhitungkannya) bahwa kamu telah mati bagi dosa, tetapi kamu hidup bagi Allah dalam Kristus Yesus"(Roma 6:10-11).
Kata "memandang" secara hurufiah berarti "memperhitungkan". Sebagai orang Kristen kita harus memperhitungkan fakta bahwa kuasa dosa mati terhadap kita dalam kehidupan kita. Kita berada di bawah manjemen yang baru. Kehadiran dosa tidak sirna, tetapi kuasanya sirna kecuali bila dengan bebas kita memilih apa yang kita tahu salah. Si musuh akan menolak penebusan milik kita itu. Namun dalam Kristus, sebenarnya kemenangan adalah milik kita.
Kata terakhir yang Yesus ucapkan di salib itu adalah, "SUDAH SELESAI"(Yohanes 19:30).
Tuhan sedang meminta kita untuk mengambil posisi kita dengan-Nya dalam kematian-Nya dan dalam kebangkitan-Nya sekarang. "Jadi jika kita telah mati dengan Kristus, kita percaya, bahwa kita akan hidup juga dengan Dia" (Roma 6:8).
Dalam prinsip hukum rohani kita berubah secara positif atau negatif tergantung atas apa yang kita pandang. Sudah saatnya Gereja menfokuskan pandangannya pada salib itu, menjalaninya serta bermegah di dalamnya.
Yesaya pasal 42 melukiskan gambaran grafis orang-orang terhilang. Mereka seperti orang-orang yang terkurung dalam penjara rohani di seluruh penjuru dunia ini, ya... diculik oleh si jahat dan tidak ada yang bisa berkata, "Kembalikan mereka!"
Namun kita memiliki berita bagi mereka yang terhilang. Beritanya disebut Kabar Baik! Ada Satu Orang yang sedang berjuang demi mereka. Hanya manusia tanpa dosa yang dapat melakukannya. Nama-Nya Yesus Kristus. Pintu-pintu penjara kini terbuka oleh kuasa salib itu. Orang-orang terhilang harus mendengar, "Keluarlah dari penjara!" Penebusan sudah dilakukan satu kali dan untuk semua orang.
Aku ingin mengerti sepenuhnya tentang murka Allah yang tercurah atas Putra-Nya Yesus ketika membayar harga penebusan itu, sehingga aku tidak usah membayarnya lagi! Aku berterimakasih kepada Allah atas salib dan darah mulia Yesus Kristus. Aku ingin mengerti kemuliaan Tuhan yang menjadi penggantiku mati demi aku.
Apa bagian kita dalam semua karya agung ini? Sederhana saja: percaya. Karena karya-Nya yang tuntas di salib itu, Yesus memberi aku kuasa untuk hidup dalam keadilan dan kebenaran. Melalui darah-Nya, kematian-Nya dan oleh kuasa kebangkitan-Nya aku dibenarkan. Segala kemuliaan bagi Allah! Di situlah pujian dimulai, dan menuntun ke penyembahan kita kepada-Nya.
Semakin aku mengerti kuasa salib, semakin aku menjalani hidup dari hari ke hari dalam realita pengudusan salib itu.
Bermegah dalam salib Tuhan Yesus Kristus! Begitulah cara kita menabur dalam Roh dan menuai panen kekal di surga maupun di dalam kehidupan kita kini. Kita memiliki kekekalan di depan kita.
Amatilah, percayalah dan hiduplah dalam kehidupan kebangkitan-Nya! ***
Tentang penulis: Noel Alexander lahir dan dibesarkan di Republik Afrika Selatan. Kini beliau melayani sebagai anggota kelompok dari Metro Vineyard Fellowship di Kansas City, Missouri. Selain berbicara tentang topik ini dan topik-tipik lainnya di berbagai negara, Noel juga melayani dalam pelayanan doa syafaat.
Sumber: Alexander, Noel. 1993. "The Power of the Cross". Lindale, Texas, USA: Last Days Ministries. Kode LD#134.
terima kasih atas artikel yang menguatkan saya dalam pergumulan dalam usaha mendapatkan modal untuk usaha pertanian .syalom
Amin! Aku percaya akan kemuliaan salib Kristus.
dengan pengorbanan Yesus di Salib dosa saya telah ditebus, dan saya sudah diterimah Bapaku disurga. Kemulian bagi Allah yang maha tinggih Kasih karunianya, firmannya telah menjadi manusia mencari manusia yang terhilang kembali kerumah Bapaku disurga.